HAM untuk siapa?



kerap kali terdengar di telinga seruan yang memaksa memori otak kita untuk merekam kabar tentang hak azazi manusia yang menjadi bahan pembicaraan hangat di abad ke-21 ini meskipun konsep HAM sendiri sudah lama tergoreskan tergoreskan dengan tinta emas yang mengatasnamakan keadilan bagi setiap individu yang bertebaran di atas lantai porselin bumi ini.
sebuah konsep yang sama sekali tidak baru, karena sedari awal berita mengenai penghargaan atas eksistensi dan esensi manusia sebagai makhluk yang merdeka itu sendiri telah ada di dalam dogma setiap agama di dunia ini. agama mensyaratkan pengikutnya untuk senantiasa menghargai nilai-nilai kemanusiaan dalam setiap sendi kehidupan, secara pribadi saya lebih senang menyebutnya konsep meski sebenarnya implikasi dari HAM itu sendiri sudah dilakukan jauh sebeluum konsep ham itu sendiri disusun sebab menurut saya penerapan sebuah konsep yang tak berjalan sebagaimana mestinya yang menjadi cita-citanya maka bisa dikatakan itu bukan sebuah implikasinya, sama seperti ketika saya bertingkah seperti orang lain maka secara esensinya itu bukanlah saya yang jelas berbeda dengan yang lainnya walau secara materi saya yang melakukannya.
konsep mengenai penghargaan atas nilai kemanusiaan ini tentunya sangat didambakan penerapannya oleh setiap makhluk yang bertutur kata dimanapun dia berdiri menancapkan tiang eksistensinya di muka bumi ini, namun realita berkisah lain perihal penerapan HAM ini. tindakan yang terlampau mengagung-agungkan HAM menjadikannya tak lagi berjalan menyusuri jalurnya yang semula, bahkan HAM yang diciptakan oleh manusia telah menginjak kepala manusia itu sendiri yang merupakan objek dari HAM itu sendiri.
kenyataan yang terjadi ini jelas bertentangan dengan cita-cita dari HAM, sebab sedari kelahirannya HAM seharusnya melindungi eksistensi setiap individu di muka bumi malah menjelma menjadi sebuah produk "GLOBALISASI" yang dimanfaatkan negara besar yang memegang tahta kekuasaan sebagai alat untuk menciptakan kolonialisme modern yang malah dianggap seperti sebuah 'aforisma" yang tidak bisa dibantah oleh negara-negara kecil dan berkembang.
Seringkali panji-panji HAM ditumpangi oleh kepentingan kelompok yang menghalalkan segala cara untuk memperkuat pondasi kekuasaannya, HAM menjadi seperti sebuah anak panah yang melesat menembus siapa saja yang diinginkan oleh sang pemanah. sedikit banyak tidak jelas siapa sasarannya hanya alat permainan penguasa, maka jelaslah HAM yang katanya diciptakan untuk manusia bukanlah milik manusia, melainkan manusia yang dimiliki oleh HAM.
Jelas ini merupakan kesesatan kita dalam menilai HAM, sehingga banyak diantara kita bangga dengan HAM, seolah-olah dia menjadi perisai yang melindungi kita dari ancaman atas eksistensi kita dimuka bumi ini. menjadikan kita nyaman dengan perkataan orang perihal HAM yang amat sangat agung. lantas siapa yang bodoh?, kita kah yang merasa nyaman dengan HAM? atau mungkin busur panah yang melontarkan anak panah yang diberi nama HAM?

Anda membaca artikel HAM untuk siapa? dan anda bisa menemukan Anchor Text artikel dengan url http://pendidikanpedia.blogspot.com/2012/01/ham-untuk-siapa.html?m=0.


Backlink here..

Description: HAM untuk siapa? Rating: 4.5 Reviewer: seputarwisata.com - ItemReviewed: HAM untuk siapa?


Shares News - 07.16


Share your views...

2 Respones to "HAM untuk siapa?"

website mengatakan...

Woody Allen: "I had a terrible education. I attended a school for emotionally disturbed teachers."


19 Mei 2012 pukul 16.58
Address Book Conversion mengatakan...

It's impressive that you are getting thoughts from this post as well as from our dialogue made here.


6 Juni 2012 pukul 10.05

Posting Komentar